Adopsi ‘Smart Mining’ di BUMN, SDM Hingga Teknologi Siap?,Transformasi digital terus menjadi fokus utama dalam berbagai sektor, termasuk industri pertambangan di Indonesia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini tengah mempertimbangkan penerapan konsep ‘Smart Mining’ untuk meningkatkan efisiensi operasional dan keberlanjutan. Namun, seiring dengan perkembangan ini, muncul pertanyaan penting: Apakah sumber daya manusia (SDM) dan teknologi di BUMN sudah siap menghadapi tantangan yang dibawa oleh adopsi teknologi canggih ini?

Adopsi ‘Smart Mining’ di BUMN, SDM Hingga Teknologi Siap?

Apa Itu ‘Smart Mining’?

‘Smart Mining’ adalah konsep yang mengintegrasikan teknologi digital, seperti otomatisasi, Internet of Things (IoT), big data, dan kecerdasan buatan (AI), ke dalam proses pertambangan. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan produksi, mengurangi biaya operasional, serta meminimalkan dampak lingkungan. Dengan teknologi ini, proses pertambangan dapat dijalankan dengan lebih efisien dan aman, serta memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat berdasarkan data real-time.

Kesiapan SDM: Tantangan dan Peluang

Salah satu tantangan utama dalam adopsi ‘Smart Mining’ di BUMN adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM). Implementasi teknologi canggih ini membutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya memiliki pemahaman mendalam tentang proses pertambangan, tetapi juga kemampuan dalam menggunakan teknologi digital.

Saat ini, BUMN harus fokus pada peningkatan keterampilan SDM melalui pelatihan dan pendidikan. Selain itu, kolaborasi dengan institusi pendidikan dan penyedia teknologi juga dapat membantu mempercepat proses adaptasi ini.

Infrastruktur Teknologi: Apakah Sudah Siap?

Di sisi lain, kesiapan infrastruktur teknologi juga menjadi faktor penentu keberhasilan adopsi ‘Smart Mining’. Teknologi seperti IoT dan AI memerlukan jaringan yang kuat dan andal untuk mengumpulkan, mengirim, dan menganalisis data dalam waktu nyata. Ketersediaan infrastruktur yang mendukung, termasuk jaringan internet yang stabil dan pusat data yang memadai, adalah hal yang mutlak diperlukan.

BUMN juga perlu berinvestasi dalam perangkat keras dan lunak yang diperlukan untuk mendukung operasi ‘Smart Mining’. Ini termasuk sensor-sensor canggih, sistem manajemen data, hingga platform AI yang dapat mengolah dan memberikan rekomendasi berdasarkan analisis data.

Kolaborasi untuk Kesuksesan

Adopsi ‘Smart Mining’ tidak bisa dilakukan oleh BUMN secara sendiri-sendiri. Diperlukan kolaborasi yang erat antara BUMN, pemerintah, dan penyedia teknologi untuk menciptakan ekosistem yang mendukung transformasi ini.

source:pafinatuna.org